Selasa, 22 Desember 2009

Rabu, 16 Desember 2009

BATMAN DAN MBAH GENDENG

“Huh, siyal, masa’ bocor lagi sih”, ujar Batman gemas sambil menendang pintu BatMobile-nya perlahan. Meskipun kesal, ia masih cukup sadar untuk tidak melampiaskannya kepada kendaraan tercintanya, yang cicilannya belum lunas itu. Dengan susah payah, ia mendorong mobilnya ke pinggir, ke sebuah tambal ban yang kebetulan berada tidak jauh dari situ.

“Mbah Gendeng – Nambal Ban Sejak 1911”
Begitu tulisan yang tertera di atas “bengkel” kecil yang didirikan seadanya di bawah sebuah pohon beringin besar.
“Bannya bocor ya, nak?”, tanya seorang kakek tua yang tiba-tiba muncul dari balik pohon.
“Iya, mbah”, jawab Batman lesu, “sudah kedua kalinya nih. Padahal baru sekitar 5km lalu bocor dan ditambal.”
“Hmmm…”, mbah Gendeng mengangguk-anggukan kepalanya dan mulai mempersiapkan peralatannya. Bak air sabun untuk memeriksa bagian ban yang bocor, dongkrak, pompa angin, dan sebagainya. “Silahkan duduk dulu aja di kursi kayu itu, nak. Biar mbah kerjakan dulu bannya.”
45 menit berlalu, Batman mulai gak sabar. Maklum, ia lagi semangat-semangatnya untuk bangkit kembali dari keterpurukannya dan ingin segera sampai ke WTC untuk membuka gerai HP. Ditambah lagi, seekor kura-kura berseragam “Bukan Express” yang tadi disalipnya kini sudah berjalan melewati tempat ia duduk. “Masa’ Batman kalah cepet ama kura-kura”, pikir Batman dalam hati. Penasaran, ia mendekati Mbah Gendeng dan mengintip kerjanya.
“Pantesan aja lama!”, sergah Batman kasar. “Lha wong kerjanya lambat banget gini! Apa gak bisa lebih cepet lagi, mbah?!”
Mbah Gendeng meletakkan ban dalam BatMobile yang sedang ia pegang dan menoleh ke arah Batman. Tatapannya yang tajam membuat Batman secara tidak sadar mundur selangkah ke belakang. Tanpa disangka, dengan tidak kalah kerasnya, Mbah Gendeng balik bertanya, “Memangnya kamu pikir pekerjaan ini tidak penting sehingga harus dikerjakan dengan terburu-buru?”
“Memang begitu, kan? Cuman nambal ban ini, apa pentingnya? Jauh lebih penting pekerjaanku yang ke sana kemari buat nyelamatin dunia dari orang jahat! Mbah tahu kan kalo aku ini Batman?!”
“Iye, terus so what gitu loh, mau situ Superman kek, Batman kek, Barack Obama kek, SBY kek, tetep aja, jangan pernah ngeremehin pekerjaan saya!”
Batman sudah akan membuka mulutnya lagi untuk menjawab, namun kakek tua itu tidak mau kalah cepat dan melanjutkan kata-katanya.
“Dengarkan baik-baik, anak muda. Coba pikir. Seandainya tadi kamu dalam perjalanan untuk menyelamatkan ribuan orang dan banmu bocor, apa bukan berarti yang saya kerjakan ini tidak sama pentingnya dengan pekerjaanmu? Dengan memperbaiki ban bocormu dengan baik dan teliti, secara tidak langsung saya suda membantu kamu menyelamatkan mereka — ribuan orang itu.”
“Tidak usah muluk-muluk. Setiap ban bocor yang saya perbaiki pasti berhasil membawa pengemudinya tiba dengan selamat sampai di rumah. Coba bayangkan apabila saya melakukannya dengan asal-asalan. Bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, bukan?”
“Lihat ban dalammu ini”, Mbah Gendeng menyodorkan dua buah ban dalam BatMobile yang sedang ia kerjakan. “Perhatikan ini, bekas tambalan yang dilakukan oleh penambal ban sebelumnya. Kasar dan kurang kuat rekatannya. Itu sebabnya tadi ban mobilmu bocor lagi. Masih untung tidak terjadi apa-apa. Dan ini, yang ada di kanan, adalah hasil tambalan ban yang aku lakukan. Bandingkan!”
Batman tercenung. Ia memperhatikan ban dalam pada bagian yang ditunjukkan oleh Mbah Gendeng dan ternyata memang benar, pekerjaannya kurang baik. Bahkan jauh dibandingkan hasil pekerjaan Mbah Gendeng. Padahal tadi ia cukup senang dan memberi tips lebih kepada penambal ban sebelumnya karena kerjanya hanya butuh waktu 5 menit saja.
Dengan menunduk, Batman mohon maaf kepada Mbah Gendeng dan beringsut kembali ke kursi kayu untuk menunggu. Di satu sisi, ia malu terhadap apa yang telah ia lakukan, namun di sisi lain, ia gembira karena mendapat pelajaran baru tentang hidup dan juga tentang bisnis.
“Aku pasti tidak akan kalah oleh Peter Parker”, ujar Batman dalam hati sembari tersenyum

Rabu, 25 November 2009

tugas java 2009==>constructor


untuk membuat seperti yang tampil di atas, buat dua file dibawah ini :
file 1 ==>tugas.java

class tugas
{
private int nabs1,ntgs1,nuts1,nuas1;
double na;

tugas(int a,int b,int c,int d)
{
nabs1=a;
ntgs1=b;
nuts1=c;
nuas1=d;
}

public double carina()
{
na=(0.1*nabs1)+(0.2*ntgs1)+(0.3*nuts1)+(0.4*nuas1);
return na;
}
}


file 2 ==>tugasact.java

import java.util.*;

class tugasact
{
public static void main(String[] r)
{
Scanner input=new Scanner(System.in);

String nim,nm;
int nabs,ntgs,nuts,nuas;

System.out.println("input");
System.out.print("Masukkan NIM = ");
nim=input.next();
System.out.print("Masukkan Nama = ");
nm=input.next();
System.out.print("Masukkan Nilai Absen = ");
nabs=input.nextInt();
System.out.print("Masukkan Nilai Tugas = ");
ntgs=input.nextInt();
System.out.print("Masukkan Nilai UTS = ");
nuts=input.nextInt();
System.out.print("Masukkan Nilai UAS = ");
nuas=input.nextInt();

tugas tugas=new tugas(nabs,ntgs,nuts,nuas);

System.out.println("\n\noutput");
System.out.println("=========================");
System.out.println("NIM = "+nim);
System.out.println("Nama = "+nm);
System.out.println("Nilai Absen = "+nabs);
System.out.println("Nilai Tugas = "+ntgs);
System.out.println("Nilai UTS = "+nuts);
System.out.println("Nilai UAS = "+nuas);
System.out.println("Nilai Akhir = "+tugas.carina());
}
}


Selasa, 24 November 2009

kisah cerita motivasi

Cerita Seru dari India

Sebuah cerita yang saya dapatkan dari email teman ke saya. Cerita menarik sekali, penuh inspirasi, membuka pikiran dengan cara berpikir baru yang tidak terikat, mantap deh…
Begini ceritanya…
Dahulu kala di suatu desa kecil di India, seorang petani yang sangat miskin mempunyai hutang yang sangat besar kepada rentenir di desa tersebut.
Rentenir itu, udah tua, bangkotan, eee…. malah tertarik pada putrinya pak tani yang cakep itu.
Kemudian si rentenir tersebut mengajukan penawaran, dia akan melupakan hutang2 petani tersebut jika dia dapat menikahi putrinya.
Sang petani dan putrinya pun bingung dengan tawaran tersebut, kayaknya mereka nggak setuju.

Melihat gelagat seperti itu Si rentenir mengajukan tawaran lagi untuk membuat keputusan.
Dia mengatakan bahwa dia akan meletakkan keping hitam dan keping putih di dalam kantong kosong kemudian sang putri petani diharuskan untuk mengambil satu keping dari kantong tersebut.

1. Jika sang putri mendapatkan keping hitam, maka dia akan menjadi istri rentenir tersebut dan hutang2 petani tersebut lunas.
2. Jika sang putri mendapatkan keping putih, maka rentenir tersebut tidak akan menikahi sang putri dan hutang2 petani tersebut lunas.
3. Jika sang putri menolak mengambil keping, sang petani akan dipenjara.

Berada di halaman petani yang banyak terdapat kepingang – kepingan, si rentenir mengambil 2 keping.
Ketika mengambil, mata sang putri yang tajam melihat bahwa keping yang dimasukkan kedalam kantong keduanya berwarna hitam.
Kemudian rentenir itu menyuruh sang putri mengambil keping tersebut di dalam kantong.
Sekarang bayangkan anda ada di sana, apa yang kamu lakukan jika anda sebagai putri tersebut?
Jika anda harus menolong sang putri, apa yang harus kau lakukan kepada sang putri?

Melihat hal seperti itu ada 3 kemungkinan :
1. Sang putri menolak untuk mengambil kepingan
2. Sang putri menunjukkan bahwa yang di dalam kantong tersebut keduanya adalah berwarna hitam serta mengungkap bahwa rentenir tersebut curang
3. Sang putri mengambil keping hitam dan mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan ayahnya dari hutang-hutang dan penjara.

Sekarang pertimbangkan cerita di atas.
Pengalaman ini digunakan untuk membedakan pemikiran logika dan lateral thinking.

Dilema sang putri tidak dapat diselesaikan dengan logika awam.
Pikirkan cara lain jika sang putri tidak memilih pilihan yang diberikan kepadanya.

Apa yang akan anda tawarkan kepadanya ?

Jangan melihat jawaban di bawah sebelum anda memikirkan cara lain sebagai saran kepada sang putri, pikirkan 5 menit saja….

Baik, begini caranya. sang putri memasukkan tangannya kedalam kantong dan mengambil satu keping tersebut.
Tanpa melihat keping tersebut, secara sengaja menjatuhkan (setengah melempar) keping tersebut ke halaman dan bercampur dengan keping – keping yang lain di halaman.
“Oh, betapa bodohnya aku” kata sang putri
“tapi, anda gak usah khawatir, jika tuan melihat sisa kepingan di dalam kantong, maka tuan akan mengetahui keping mana yang saya ambil”.

Dengan begitu, sisa yang ada di dalam kantong adalah keping berwarna hitam sehingga diasumsikan bahwa sang putri telah mengambil keping yang berwarna putih.
Sejak rentenir berani menyatakan untuk tidak jujur, sang putri mengubah dari keadaan yang kelihatannya mustahil menjadi keadaan yang sangat menguntungkan.

Inti dari cerita ini adalah :
Semua permasalahan yang kompleks mempunyai jalan keluar, yang anda butuhkan hanya melebarkan pemikiran anda.
Jika logika anda tidak bisa bekerja, berusahalah dengan lateral thinking.
Lateral thinking sangat kreatif. mudah dikerjakan tiap hari.

“Rahasia untuk sukses adalah mengetahui sesuatu yang tidak diketahui orang lain”